My ChatBox

Wednesday, December 22, 2010

Burung Gagak Invasi Kota-Kota di Jepang

Selasa, 21 Desember 2010 - 15:51 wib
Hermanto - Okezone

TOKYO - Kota-kota di Jepang kini tengah menghadapi wabah burung gagak, mereka mencoba untuk mengurangi burung hitam tersebut. Bahkan salah satu kota akan memberikan hukuman bagi mereka yang memberi makan burung tersebut.

Dewan kota Minoh, dekat Osaka, Jepang, minggu lalu mengeluarkan larangan bagi warganya agar tidak membiarkan makanan di luar rumah untuk burung gagak.

Siapapun yang tidak mengindahkan larangan ini atau menolak petugas untuk memasuki properti  mereka untuk memeriksa apakah mereka melanggar aturan tersebut akan dilaporkan ke polisi dan akan didenda hingga mencapai Rp10 juta. Demikian lansir Telegraph, Selasa (21/12/2010).

Kampanye pemusnahan yang sudah dilakukan di kota lain di Jepang tampaknya tidak efektif karena burung gagak tersebut malah makin berani dan makin pintar dalam menghadapi ancaman manusia.

Sekolompok burung gagak ini biasanya selalu bertengger di taman dan hutan di wilayah pinggiran luar kota dan biasanya mereka terbang ke kota pada pagi hari, merobek plastik-plastik sampah di luar restoran, sebelum tukang sampah datang mengambilnya.

Burung gagak itu juga terkadang menyerang manusia, biasanya anak-anak kecil yang selalu membawa makanan yang menjadi target favorit mereka, dan menyebabkan pemadaman listrik ketika mereka membuat sarang di tiang listrik. Burung-burung tersebut juga disalahkan karena telah merusak beberapa jaringan kable serat optik dan membuat kereta mogok karena merusak jalur listrik. Burung-burung itu pun dilaporkan menyerang bebek yang ada di kebun binatang.

Para ahli memperkirakan sekira 150 ribu burung gagak terbang menuju Tokyo setiap harinya, tertarik karena mudahnya mendapatkan makanan karena dibuang.

Usaha pihak pemerintah kota kini mencoba untuk menghancurkan sarang-sarang dan telur-telur milik burung tersebut, pemilik restoran juga diminta untuk memasukkan sampah mereka ke dalam tong besi. Kota Mitaka di wilayah barat Tokyo kini terkena dampaknya karena jumlah burung gagak sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.



Sejak dulu, burung gagak telah dianggap memiliki tingkat intelegensi yang tinggi. Mereka mempunyai kemampuan belajar dan dapat memecahkan permasalahan dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di sekitarnya. Ini salah satu contohnya...
Karena kacang yang diinginkannya sangat keras, makanya ia menjatuhkan kacang itu di zebra cross pada saat lampu hijau. Setelah kacangnya dilindas mobil, ia mengambilnya pada waktu lampu merah.
(pinter banget >.<)

Tapi, bagaimana seandainya 150 ribu burung gagak berkeliaran di Tokyo? duh2, segala sesuatu yang jumlahnya berlebihan itu memang tidak baik. Burung gagak akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan (mengais-ngais tong sampah, merebut dari manusia, mencuri, dll). Belum lagi, burung gagak terkenal suka dengan benda-benda berkilauan. Pasti akan sangat mengganggu masyarakat. 

Pemerintah setempat sudah melakukan tindakan pemberantasan yang tepat dengan menghancurkan sarang-sarang dan telur-telurnya. Hal ini bisa menekan angka populasi dari gagak-gagak tersebut. Semoga masalah ini bisa segera diatasi.... 


7 comments:

Unknown said...

Ternyata banyak juga burung gagak yang berkeliaran di Jepang. selain mengganggu masyarakat, pasti akan mengganggu kenyamanan juga. bayangkan saja, jika burung-burung gagak itu bertengger sepanjang kabel listrik seperti yang ada di jalan Juanda, hasilnya bisa dibayangkan (kotoran sepanjang jalan ==a)

Jangan lupa, burung gagak juga dianggap sebagai burung peliharaan penyihir dan pertanda sial. Apakah akan terjadi sesuatu pada Jepang? semoga saja tidak.

Merry Len Walker said...

haha.... burung gagak juga suka benda yang bersinar (seperti Himawari adiknya Shin-chan) ehehhe....

Di Indonesia kita agak jarang menemukan burung gagak ya. atau cuma perasaanku saja? Walaupun rasanya burung gagak itu mengganggu dan menyusahkan tapi lebih baik kita menjaga habitatnya juga. Susah juga kan kalau nantinya malah punah....

Noviaty said...

Wow,..banyaknya burung gagak yang berkeliaran di Jepang lambat laun memang akan mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar. Semoga pemerintah Jepang bisa segera mengatasi si gagak ini. Tapi mungkin tidak ya kalau gagak ini di bisniskan saja, misalnya diolah menjadi makanan, dibukakan restoran gagak.. Kira-kira ada tidak yang mau mengkonsumsi burung gagak?

Vivi said...

Hmm. Kayaknya pemerintah serba salah juga.. Soalnya kalo diberantas habis2an, populasi burung gagak itu sendiri pasti akan punah.. Tapi kalo ga diberantas malah akan mengganggu..

Lebih baik sih dikumpulin dulu semuanya (pake peluit misalnya ato pake lonceng pemanggil vampir, hehehe ^^) lalu ditempatkan deh di habitat yg seusai misalnya di hutan belantara.. Hohoho..

Veranica Zhang said...

hahaha...menanggapi komentar novi
apakah daging burung gagak enak? tp serem jg sih burung gagak. Kan mitosnya dianggap sial.Kyknya bagi kebykan org Jepang yg percaya akan hal itu pasti tidak akan membuka bisnis resto daging gagak. Sebab bakal ga laku. Mungkin krn org Jepang benci gagak, ditambah lg jmlh populasinya yg byk n mengganggu warga. Otomatis kebencian thd gagak bertambah pula.

Vivi d'sei said...

Haha,, benar,, di Jepang memang ada mitos seperti itu. jadi, masih berani makan?
terus masih ada kepercayaan kalo burung gagak itu adalah hewan peliharaan penyihir.. haha

Lia Lucky Girl said...

Yup, setuju sekali. Segala sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik. Pemerintah Jepang cukup sigap dalam menangani masalah burung gagak ini.

Post a Comment