Jakarta, 16 Oktober 2010 11:42
Kompas Karier Fair 2010, yang digelar di JITEC Mangga Dua Square, Jakarta, yang diikuti oleh sejumlah perusahaan yang memasang iklan lowongan kerja di rubrik karier di Kompas, Sabtu (16/10), dipadati pengunjung sejak pukul 10 pagi.
"Ada 56 perusahaan pemasang iklan lowongan kerja yang turut serta," kata Tua, "person in charge area" Kompas Karier Fair 2010.
Ia mengungkapkan, pameran dibagi dalam 5 "booth" terdiri dari 56 perusahaan dan setiap pelamar yang berkunjung diharuskan membeli tiket seharga Rp25 ribu dan di hari pertama hanya disediakan kurang lebih seribu tiket.
Selain jenis pekerjaan "full time" atau permanen bursa kerja, perusahaan-perusahaan di pameran ini juga juga menawarkan lowongan paruh waktu dan magang seperti Bakti BCA.
Posisi pekerjaan tetap mulai dari "management trainee," "acount officer, analis , sampai penerjemah.
Beberapa perusahaan yang turut pameran diantaranya adalah Indosat Matrix dan O Channel di Booth A, Garuda indonesia dan OCBC di Booth B, PPM Manajemen dan Smart di Booth C, Bina Nusantara dan Astra international Tbk di Booth D, terakhir Bank Danamon dan Minierva di booth E.
Para pencari kerja tampak sangat antusiastis mengunjungi pameran dua hari ini, di mana antrian memanjang sampai beberapa meter.
"Saya akan menerima jenis pekerjaan apapun di bursa kerja kali ini," kata Grace Oktaviani, pemudi lulusan Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta.
Sejak lulus kuliah, dia mengaku sudah menyambangi tiga kali bursa kerja namun belum ada satu perusahaan pun yang memanggilnya.
Sementara Wito Aryanto, lulusan jurusan manajemen STIE Jaya Kusuma tahun 2009, mengaku pernah bekerja di sebuah perusahaan keungan, namun dia ingin memburu posisi pekerjaan yang lebih baik.
"Saya menyiapkan tujuh surat lamaran, dan modal saya cuma percaya diri saja, kalau diterima syukur kalau tidak ya tidak apa apa," katanya.
Wito mengaku tidak berkeberatan mengeluarkan Rp25 ribu untuk membeli tiket pameran.
"Yang saya takutkan ada yang memiliki kenalan orang dalam sehingga menyingkirkan kesempatan saya untuk dapat kerja," sambungnya.
Sementara itu, Edi Setiawan, sarjana akuntansi, menilai iklim persaingan antar pencari kerja kian tinggi.
"Sekarang persaingan ketat, pencari kerja banyak, tetapi jumlah lowongan terbatas," katanya.
Pada pameran itu terlihat pula para konsultan bisnis jaringan yang menawarkan harapan kepada pelamar yang tidak mendapatkan pekerjaan.
"Di sini banyak orang yang datang untuk cari peluang kerja dan saya menawarkan peluang untuk berbisnis," kata Puti Aranda, konsultan bisnis jaringan Oriflame, berpromosi. [TMA, Ant]
"Ada 56 perusahaan pemasang iklan lowongan kerja yang turut serta," kata Tua, "person in charge area" Kompas Karier Fair 2010.
Ia mengungkapkan, pameran dibagi dalam 5 "booth" terdiri dari 56 perusahaan dan setiap pelamar yang berkunjung diharuskan membeli tiket seharga Rp25 ribu dan di hari pertama hanya disediakan kurang lebih seribu tiket.
Selain jenis pekerjaan "full time" atau permanen bursa kerja, perusahaan-perusahaan di pameran ini juga juga menawarkan lowongan paruh waktu dan magang seperti Bakti BCA.
Posisi pekerjaan tetap mulai dari "management trainee," "acount officer, analis , sampai penerjemah.
Beberapa perusahaan yang turut pameran diantaranya adalah Indosat Matrix dan O Channel di Booth A, Garuda indonesia dan OCBC di Booth B, PPM Manajemen dan Smart di Booth C, Bina Nusantara dan Astra international Tbk di Booth D, terakhir Bank Danamon dan Minierva di booth E.
Para pencari kerja tampak sangat antusiastis mengunjungi pameran dua hari ini, di mana antrian memanjang sampai beberapa meter.
"Saya akan menerima jenis pekerjaan apapun di bursa kerja kali ini," kata Grace Oktaviani, pemudi lulusan Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta.
Sejak lulus kuliah, dia mengaku sudah menyambangi tiga kali bursa kerja namun belum ada satu perusahaan pun yang memanggilnya.
Sementara Wito Aryanto, lulusan jurusan manajemen STIE Jaya Kusuma tahun 2009, mengaku pernah bekerja di sebuah perusahaan keungan, namun dia ingin memburu posisi pekerjaan yang lebih baik.
"Saya menyiapkan tujuh surat lamaran, dan modal saya cuma percaya diri saja, kalau diterima syukur kalau tidak ya tidak apa apa," katanya.
Wito mengaku tidak berkeberatan mengeluarkan Rp25 ribu untuk membeli tiket pameran.
"Yang saya takutkan ada yang memiliki kenalan orang dalam sehingga menyingkirkan kesempatan saya untuk dapat kerja," sambungnya.
Sementara itu, Edi Setiawan, sarjana akuntansi, menilai iklim persaingan antar pencari kerja kian tinggi.
"Sekarang persaingan ketat, pencari kerja banyak, tetapi jumlah lowongan terbatas," katanya.
Pada pameran itu terlihat pula para konsultan bisnis jaringan yang menawarkan harapan kepada pelamar yang tidak mendapatkan pekerjaan.
"Di sini banyak orang yang datang untuk cari peluang kerja dan saya menawarkan peluang untuk berbisnis," kata Puti Aranda, konsultan bisnis jaringan Oriflame, berpromosi. [TMA, Ant]
Kompas Karier Fair ini diadakan guna memudahkan para pencari kerja untuk mendapat info tentang lowongan pekerjaan, serta memudahkan perusahaan untuk merekrut tenaga kerja yang berkualitas (kalau menemukan). Selain itu juga membuka peluang bagi yang sudah bekerja untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Taukah Anda? Menurut data survei tenaga kerja nasional tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), diketahui bahwa dari 21,2 juta masyarakat Indonesia yang masuk dalam angkatan kerja, sebanyak 4,1 juta orang atau sekitar 22,2 persen adalah pengangguran. Lebih mengkhawatirkan lagi, tingkat pengangguran terbuka itu didominasi oleh lulusan diploma dan universitas dengan kisaran angka di atas 2 juta orang. Merekalah yang kerap disebut dengan "pengangguran akademik".
Jelas bahwa jumlah lapangan kerja yang ada tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja, belum lagi saat ini persaingan sudah sangat ketat. Kita harus mempersenjatai diri kita dengan perbedaan-perbedaan (differentiation) yang tidak dimiliki oleh pencari kerja lain, misalnya kemampuan komputer dan bahasa asing. Kita harus memiliki perbedaan yang nantinya akan memberikan manfaat kepada pemberi kerja. Dengan demikian, peluang untuk mendapatkan pekerjaan akan lebih besar.
Taukah Anda? Menurut data survei tenaga kerja nasional tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), diketahui bahwa dari 21,2 juta masyarakat Indonesia yang masuk dalam angkatan kerja, sebanyak 4,1 juta orang atau sekitar 22,2 persen adalah pengangguran. Lebih mengkhawatirkan lagi, tingkat pengangguran terbuka itu didominasi oleh lulusan diploma dan universitas dengan kisaran angka di atas 2 juta orang. Merekalah yang kerap disebut dengan "pengangguran akademik".
Jelas bahwa jumlah lapangan kerja yang ada tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja, belum lagi saat ini persaingan sudah sangat ketat. Kita harus mempersenjatai diri kita dengan perbedaan-perbedaan (differentiation) yang tidak dimiliki oleh pencari kerja lain, misalnya kemampuan komputer dan bahasa asing. Kita harus memiliki perbedaan yang nantinya akan memberikan manfaat kepada pemberi kerja. Dengan demikian, peluang untuk mendapatkan pekerjaan akan lebih besar.
4 comments:
Wah.. bagus banget nih ada event kayak gini.. Jadi bt para pengangguran ada kesempatan utk meninggalkan statusnya itu.. Selain itu, dgn byknya pelamar, perusahaan diberikan banyak pilihan sehingga bs mendapatkan pekerja yg best of the best lah..
bgs jg dgn adnya Job fair di harapkan jumlah pengangguran akan semakin sedikit sehingga bisa meningkatkan kelancaran perekonomian Indonesia..
ayo..pilih..pilih... sapa yg belum kerja? hahah... moga2 ada pekerjaan yg santai dg gaji yg besar (KTT) hehe...
dengan adanya bursa kerja spt ini sangat memudahkan orang untuk mencari pekerjaan yg sesuai dg kesukaan dan cita-citanya.
ya..zaman sekarang persaingan semakin tinggi dalam mencari pekerjaan sedangkan lapangan kerja yang ada tidak cukup. Oleh karena itu, kita harus memiliki skill untuk berwiraswasta atau mempunyai diferensiasi untuk diterima bekerja.
Post a Comment