VIVAnews - Ini memang cuma kejadian di Jepang. Beberapa pemuda terlihat berlama-lama membidik kamera iPhone mereka di sebuah resor di daerah Atami, 100 km arah barat daya Tokyo.
Bukan wanita-wanita berbikini yang sedang bersantai di pantai pasir yang mereka intip dari kamera ponsel. Namun, mereka membidik ke sebuah patung perunggu di mana terletak sebuah bar code dua dimensi.
Barcode itulah yang menjadi penanda kehadiran gadis anime Rinko, dalam software augmented reality yang ditanam di iPhone mereka. Asyik sekali mereka mencari pose terbaik untuk 'foto bersama'.
Sebab, bagi para pemuda tadi, Rinko Kobayakawa, Manaka Takane, dan Nene Anegasaki, adalah karakter-karakter anime yang menjadi kekasih virtual mereka. "Lihat, saya berfoto bersama Rinko," kata Shu Watanabe, 23 tahun, seperti dikutip dari situs DailyTech.
Watanabe dan pemuda lainnya memang tengah melakukan perjalanan liburan dengan para gadis virtual, yang selama ini hanya mereka temukan di konsol Nintendo DS. Selama ini para jejaka tadi terlibat cinta virtual melalui game besutan Konami bertitel Love Plus.
Nah, dalam perjalanan liburan di Atami, beberapa pemuda tadi musti menyambangi 13 lokasi romantis yang dilengkapi dengan bar code, agar mereka bisa menjumpai tokoh-tokoh anime kekasih, dengan kostum yang berbeda dari yang selama ini ada di game Nintendo DS.
Di suatu lokasi mereka akan menjumpai kekasih virtual mereka dengan pakaian kasual musim panas. Alhasil, 200 orang penggemar Love Plus menyambangi Hotel Ohnoya, selama program berlangsung hingga akhir Agustus.
Selain itu, lebih dari 2000 orang juga mengunjungi daerah resor di mana kampanye permainan ini digelar. Ini memang tak semata game percintaan, karena juga melibatkan industri pariwisata. 16 perusahaan di Atami menjual suvenir bertema game ini, mulai dari gantungan kunci, handuk, dan suvenir lainnya.
-------- VIVAnews.com (1 September 2010) --------
Nah.. sebelumnya, kalian tau ga si tentang game Love Plus?
Love Plus adalah game yang dirilis di Jepang dan merupakan game kencan yang paling populer saat ini.
Game ini adalah game komunikasi yang dilengkapi dengan teknologi software voice recognition dan screen clock yang membuat seakan-akan kekasih virtual bisa bercakap-cakap dengan pemain. Game ini mengharuskan pemain untuk menjaga dan merawat hubungan cinta dengan gadis-gadis kartun di layar di Nintendo DS.
Secara tekun, pemain musti menyempatkan waktu bersama, pergi ke pantai bersama, atau bahkan mengadakan pesta ulang tahun betulan untuk mereka. Bila pemain tak mau menghiraukan kekasih virtual mereka, mereka akan ngambek atau minta perhatian yang lebih.
Teknologi Jepang memang ga ada matinya. Selalu berhasil menghadirkan inovasi-inovasi terbaru dan mengundang decak kagum. Tapi, kemajuan teknologi selalu menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi teknologi akan memudahkan kehidupan manusia, tetapi di sisi yang lain teknologi juga menjerumuskan kita.
Jika dilihat dari sudut pandang para otaku (penggemar anime), dengan adanya fasilitas itu di resort Atami, hal ini adalah hal yang sangat menggembirakan karena akhirnya mereka dapat bertemu dengan kekasil virtual yang dulunya hanya bisa dilihat melalui layar NDS mereka. Sangat menyenangkan bukan? Jika akhirnya mimpi bisa menjadi kenyataan.
Tapi hal ini kemudian akan menimbulkan polemik tentang masalah psychology para otaku tersebut. Apakah wajar jika berpacaran dengan karakter virtual? Sebenarnya para otaku ini telah dianggap sebagai orang "aneh" di komunitas masyarakat Jepang dan tidak jarang mereka dikucilkan dari pergaulan. Umumnya, para otaku ini adalah sosiopat (antipati terhadap masyarakat).
Well.. Segala sesuatu akan selalu kembali kepada diri kita sendiri sebagai pengambil keputusan. Apakah kita akan terus terlena dengan adanya teknologi ini dan melupakan kehidupan nyata dan orang-orang sekitar ataukah hal ini bisa menjadi pemicu semangat bagi mereka untuk mencari jodoh juga di dunia nyata.. (Hehe.. Walaupun harus diakui kalau saya juga mengerti perasaan para otaku itu juga)
Di sisi lain, kita harus mengakui kehebatan dan kreatifitas orang-orang Jepang yang berhasil menciptakan teknologi ini. Teknologi ini dilengkapi dengan software augmented reality sehingga kesannya sangat hidup; seolah-olah kita berkomunikasi langsung dengannya. Kapan ya di Indonesia bisa seperti ini?
Tidak lupa dari sisi marketing. Hehe.... Sasaran utama para marketer ini adalah para otaku yang tergila-gila dengan game Love Plus. Tapi, ini bukan sekedar kampanye permainan game saja, karena melibatkan industri pariwisata. Dengan berlokasikan di daerah Atami, kampanye pariwisata dengan bertemakan game Love Plus ini berhasil mendongkrak kembali pariwisata di daerah ini yang mengalami penurunan sebesar 40% sejak tahun 1970. (wew.. otak bisnisnya hebat sekali.. good job!!)
Sekilas hal ini memang sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin manusia bisa berpacaran dengan sesuatu yang tidak nyata seperti "pacar virtual" yang merupakan kumpulan data-data.. Tapi jika kita melihat dari sisi yang lain, ini adalah bukti kemajuan teknologi dan kreativitas manusia yang menciptakan sesuatu yang dulunya dianggap tidak mungkin ada. Mengutip kata-katanya Sir Andy, "To create something creative needs creative thinkers"...
9 comments:
ehm..........
keren banget se kedengaranya........
tapi seandainya pacar virtual sampai masuk ke Indonesia rasanya akan membahayakan vi.....
karena apa, mungkin orang2 akan menjadi sosiopat sehingga mereka ga akan memperdulikan orang lain yang ada di sekeliling mereka. dan untuk yang merayakan pesta beneran bukankah kaum pecinta game ini akan di anggap seperti orang gila???
jika di lihat dari sisi kreativitas tentu ini merupakan suatu penemuan yang bagus.kalau dibandingkan dengan negara kita jelas berbeda sekali,Orang Jepang selalu memikirkan inovasi2 terbaru sedangkan orang kita selalu saja menjiplak apa yang ada...
>,<
wew..keren and kreatif banget penemuannya. Jepang emang top d klo soal membuat robot, anime, dll. Teknologinya canggih. Tapi, apakah dengan membuat pacar virtual tidak meresahkan masyarakat? Misalnya para otaku yang tergila-gila dengan pacar virtualnya hingga menganggap bahwa itu adalah manusia asli?
Terus apakah sasaran utamanya itu para otaku dan orang yang kesulitan dalam mendapatkan pasangan?
* wow... japan is doing great.. :D
aku kira teknologi canggih begitu hanya ada di novel2 yang mengambil latar tahun 2058. hahahah. ternyata sekarang udah ada game begitu di jepang. keren! salut banget sama kehebatan mereka.
* kalo soal game pacar virtual ini... kayaknya seremmm yah.. bakal kasi efek negatif bagi kehidupan sosial para pemainnya. pemain love plus mungkin akan susah mendapatkan pasangan dalam kehidupan nyata. tingkahnya aja udah pasti aneh kan? ngomong sama komputer, foto sama hologram,,, errr... ga kebayang deh.. >.<
* buat anak2 muda, mendingan main game yang 'wajar' dan hanya untuk bersenang2 aja. jangan sampe ketagihan dan berperilaku menyimpang gara2 game ya. kita yang akan rugi sendiri...
gya.... kalo ada ver cowok kerennya si mau... hihi.... sayang banget kan kalo kita tidak memanfaatkan apa yang bisa dimanfaatkan???
haha....
well,kalau memang ada yang seperti ini dan jika memang kita memainkannya maka yang dapat kita janjikan hanyalah pengendalian diri. Kita harus bisa membedakan mana yang maya dan mana yang nyata. Kalau aku pribadi sih gampang banget... haha.... ala bisa karena biasa. yang seperti ini benar-benar media refreshing yang menarik karena tidak setiap saat kita bisa bertemu dengan "orang" yang sesuai dengan kriteria kita.
Nice Post!
rasanya cinta yg tumbuh itu tidak akan tersampai kan deh. soalnya kan cuma virtual, apa bisa nagis bisa bercanda, bisa gomel, ato lain sebagainya sepeti halnya manusia. tapi kalo buat teman untuk menemani waktu senggang boleh^^
wah2.. japan creative banget ya, ampe kepikiran pacar virtual gini..
tapi takutnya para 'penggila' game ini malah jadi makin kayak org autis dunx?? (bener2 punya dunia nya sendiri -.-')tar malah sulit berinteraksi dengan pasangannya dimasa depan, coz mereka udah menargetkan kriteria yang mereka mau pada karakter pasangan pada game itu.. (expectation nya utk pasangannya jadi tinggi tar)
padahal seperti kita tau, karakter2 game dengan kesempurnaannya masing2 gk akan bisa ditemukan di dunia nyata, tar mereka malah frustasi dan memaksa orang lain untuk jadi seperti yang mereka mau (dalam hal ini pasangan masa depan mereka).
harusnya kan mereka menyelami pribadi pasangannya dan menyadari keunikan masing2 orang.. bukan memaksakan kriteria tertentu pada seseorang..
so.. balik lagi ke..
selalu ada 2 sisi dari apapun didunia ini..
positif dan negatif..
tergantung maw lebih ngeliat ke dampak yang mana.. that's all.
~herna~
@desi: teknologi seperti pedang bermata dua.. di satu sisi, teknologi memudahkan kehidupan kita, tapi di sisi yang lain, kita menjadi bergantung padanya.. contoh simple aja HP,, 5-10 tahun yang lalu, saat HP masih tergolong barang mewah, kita tidak terlalu peduli apakah kita memilikinya atau tidak,, tapi sekarang, HP sepertinya sudah menjadi gaya hidup yang wajib dimiliki..
apakah game date virtual ini akan berdampak positif ataupun negatif, itu sangat bergantung pada diri kita sendiri.. jika kita hanya menganggapnya sebagai hiburan, yah tidak masalah donk,, hehe,,
two thumbs up for their creativities,,,
@vera: hmm,, otaku memang sebenarnya sudah dianggap 'aneh' oleh masyarakat di sana.. tidak sedikit dari mereka yang juga dikucilkan dari masyarakat.. jadi, dengan adanya game virtual ini, malah melengkapkan 'keanehan' mereka >.<
kalau para otaku itu menjadikan game virtual ini sebagai 'tempat pelarian' karena tidak memiliki pasangan, itu merupakan pilihan mereka sendiri.. sebagai seorang creator, kita tidak bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan orang lain dengan produk yang kita ciptakan..
hehe,, untuk wisata di resort Atami ini, awalnya memang ditujukan untuk para otaku,, tapi tidak sedikit, kalangan non-otaku yang juga datang ke sana.. penasaran, si,,
@tita: baru menciptakan pacar virtual saja, sudah banyak pro dan kontra.. apalagi, kalau benar-benar seperti tahun 2058 di novel itu.. hehe.. rasanya bisa dimaklumi bahwa karakter dalam novel tersebut merindukan kehidupan pada saat teknologi masih belum canggih.. bayangkan saja kalau kita harus minum kopi yang diekstrak.. hehe
segala sesuatu nya selalu berbalik lagi kepada kita.. semua merupakan pilihan kita sendiri,, apakah hal ini baik untuk kita atau tidak, hanya kita sendiri yang tau..
walah-walah, game yang 'wajar' itu seperti apa? para otaku menganggap itu 'wajar' lho.. hehe
@merry: hehe,, good comment,, pengen juga punya 1.. tapi ga mau kalau cuma hologram kayak ini.. maunya kayak robot aja seperti yang di 'Perfectly Boyfriend'.. jadi bisa diprogram sesuka hati,, hehe^^
selalu ada hal positif dari segala hal,, jgn cuma memandang jelek ny saja, sapa tau program ini akan menjadi sesuatu yang booming di masa depan.. hehe,,
@rc: hehe,,, tidak diragukan lagi,, cinta seperti ini memang tidak akan terwujud..
@herna: yup,, hrs dilihat dari dua sisi,, sll ada yang baik dan jelek,, terganting pada diri kita sendiri.. hehe,, tp ad lho, otaku yang malah terpacu semangatnya untuk mencari jodoh di dunia nyata setelah main game ini.. itu pilihannya dia,, kalau yang lain, tidak berubah, itu pilihan mereka sendiri..
creator menciptakan sesuatu yang dulunya dianggap mustahil menjadi ada.. dulu kita tidak pernah terpikir bahwa suatu saat akan ada komputer,, tapi sekarang, kita bisa berhubungan dengan orang-orang yang terpisah jarak dan waktu dengan menggunakan komputer (dengan fasilitas internet maksudnya,, hehe)..
mimpi adalah bahan bakar bagi para creator.. hehe,, so, tetaplah bermimpi dan ciptakanlah benda-benda yang bermanfaat bagi kita smua,,
punya pacar virtual gak mau ah...ga enak soale tidak nyata hehehe...
mau donk! tidak ada salahnya mencoba untuk memiliki pacar virtual. toh, jika tidak berlebihan, tidak masalah.
Post a Comment